Salah satu sinetron di Indonesia
Sudah sekian lama, kita semua warga negara NKRI telah
mengalami beberapa musim sinetron yang begitu banyak hingar bingar dilayar
televisi kita. Mulai dari sinetron remaja, sinetron keluarga hingga dengan
rating terbanyak tentang kisah cinta kawula muda. Kita tak bisa memungkiri
bahwa dengan kehadiran sinetron dilayar televisi telah menambah berbagai
hiburan dan acara yang dapat kita lihat sebagai media komunikasi dan pelajaran
dalam kehidupan sehari-hari. Memang tulisan ini tidak mengeneralisaisi
semuanya, namun seiring dengan berjalannya zaman kadang saya sebagai insan
manusia biasa terusik dengan berbagai tayangan yang bagi saya mengajarkan
kerusakan moral bangsa ini. Andai para pembuat film tau dan mengerti bahwa
sebuah film yang ditonton oleh anak kecil bukan hanya sebuah hiburan,
mungkinkah mereka akan memperbaiki kualitas cerita? Berikut penyampaian saya
tentang kegusaran dengan sinetron Indonesia
- Sinetron Indonesia menampilkan berbagai gaya anak sekolah yang sering bertentangan dengan moral dan aturan disekolah. Disinetron kita akan mudah melihat seorang anak mengeluarkan pakaiannya, rambut gondrong, pakaian ketat dan lebih parahnya make up berlebihan.
- Sinetron Indonesia sering menunjukkan berbagai adegan yang mungkin disadari atau tidak oleh pembuat film, telah mengajari cara berpacaran anak sekolah. Hingga sering mengabaikan tentang aspek edukasi yang seharusnya ditunjukkan.
- Sinetron Indonesia telah menunjukkan berbagai gaya kehidupan yang kadang akan menjadi titik mula para pemuda dan pemudi dinegeri ini untuk mengenal dan memulai gaya hidup baru, seperti clubbing, shopping, foya-foya yang tidak mengajarkan bentuk pendidikan yang baik
Disadari atau tidak, dalam sebuah
ilmu psikologi kita akan mengenal sebuah tentang teori seorang anak akan meniru
apa yang ia lihat. Dan dari hal ini kita telah tau apa saja yang paling sering
anak lihat? Yakni keluarga, lingkungan dan media hiburan. Bila media hiburan
yang notabenya sebuah sinetron dilihat oleh seorang anak dalam rutinitas
sehari-hari tentu hal tersebut berdampak signifikan dalam jangka panjang. Mulai
dari pemikiran, pakaian, gaya hidup hingga kepribadian yang telah tercermin dan
diajarkan oleh sinetron Indonesia. Andai para produser dan sutradara pembuat
sinetron menyadari, para orang tua, guru dan pendidik yang telah mengajarkan
berbagai pendidikan dalam sekolah maupun kehidupan sehari hari telah susah
payah mendidik para anak-anaknya, secara tak langsung telah tercederai dengan
berbagai sinetron yang sebagai media hiburan mengajarkan sebuah kehidupan yang
sering jauh dari kadar normal. Memang sinetron tentu mengikuti perkembangan
zaman yang telah ada, dan mempunyai hak untuk membuat alur cerita bebas namun
seyogianya para produser dan sutradara juga pasti tahu bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mendapatkan unsur pendidikan yang baik dari jalur siaran
televisi yang ada. Dan sering kita tak sadar bahwa hak untuk mendapatkan
informasi yang baik telah terenggut dan terinjak-injak dengan berbagai sinetron
tak bermutu dan tak bermoral. Sering saya mengharapkan pemerintah melalui KPI
sebagai penanggung jawab saluran penyiaran di negeri ini selektif dan lebih
tegas dalam memlilih sinetron yang baik, namun harapan itu sering tak sesuai
kenyataan yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar