Selasa, 20 Januari 2015

Siksa Elang di Pantai Kartini

Saat ke pantai kartini kemarin, sempat melihat kondisi dua ekor elang dalam kandang yang memprihatinkan. tempat minum yang rusak, penutup tak layak, ukuran terlalu sempit, tanaman yang tak terawat dan ketinggian tak sesuai. entah apa maksud pengelola menjaga hewan yang terancam punah dengan cara begini? rasane pengen nendang kandange, ben bebas ga disiksa koyo ngene...


Senin, 19 Januari 2015

SAAT GURU MENGGUGAT SINETRON



                                            Salah satu sinetron di Indonesia


Sudah sekian lama, kita semua warga negara NKRI telah mengalami beberapa musim sinetron yang begitu banyak hingar bingar dilayar televisi kita. Mulai dari sinetron remaja, sinetron keluarga hingga dengan rating terbanyak tentang kisah cinta kawula muda. Kita tak bisa memungkiri bahwa dengan kehadiran sinetron dilayar televisi telah menambah berbagai hiburan dan acara yang dapat kita lihat sebagai media komunikasi dan pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Memang tulisan ini tidak mengeneralisaisi semuanya, namun seiring dengan berjalannya zaman kadang saya sebagai insan manusia biasa terusik dengan berbagai tayangan yang bagi saya mengajarkan kerusakan moral bangsa ini. Andai para pembuat film tau dan mengerti bahwa sebuah film yang ditonton oleh anak kecil bukan hanya sebuah hiburan, mungkinkah mereka akan memperbaiki kualitas cerita? Berikut penyampaian saya tentang kegusaran dengan sinetron Indonesia
  1. Sinetron Indonesia menampilkan berbagai gaya anak sekolah yang sering bertentangan dengan moral dan aturan disekolah. Disinetron kita akan mudah melihat seorang anak mengeluarkan pakaiannya, rambut gondrong, pakaian ketat dan lebih parahnya make up berlebihan.
  2. Sinetron Indonesia sering menunjukkan berbagai adegan yang mungkin disadari atau tidak oleh pembuat film, telah mengajari cara berpacaran anak sekolah. Hingga sering mengabaikan tentang aspek edukasi yang seharusnya ditunjukkan.
  3. Sinetron Indonesia telah menunjukkan berbagai gaya kehidupan yang kadang akan menjadi titik mula para pemuda dan pemudi dinegeri ini untuk mengenal dan memulai gaya hidup baru, seperti clubbing, shopping, foya-foya yang tidak mengajarkan bentuk pendidikan yang baik
Disadari atau tidak, dalam sebuah ilmu psikologi kita akan mengenal sebuah tentang teori seorang anak akan meniru apa yang ia lihat. Dan dari hal ini kita telah tau apa saja yang paling sering anak lihat? Yakni keluarga, lingkungan dan media hiburan. Bila media hiburan yang notabenya sebuah sinetron dilihat oleh seorang anak dalam rutinitas sehari-hari tentu hal tersebut berdampak signifikan dalam jangka panjang. Mulai dari pemikiran, pakaian, gaya hidup hingga kepribadian yang telah tercermin dan diajarkan oleh sinetron Indonesia. Andai para produser dan sutradara pembuat sinetron menyadari, para orang tua, guru dan pendidik yang telah mengajarkan berbagai pendidikan dalam sekolah maupun kehidupan sehari hari telah susah payah mendidik para anak-anaknya, secara tak langsung telah tercederai dengan berbagai sinetron yang sebagai media hiburan mengajarkan sebuah kehidupan yang sering jauh dari kadar normal. Memang sinetron tentu mengikuti perkembangan zaman yang telah ada, dan mempunyai hak untuk membuat alur cerita bebas namun seyogianya para produser dan sutradara juga pasti tahu bahwa masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan unsur pendidikan yang baik dari jalur siaran televisi yang ada. Dan sering kita tak sadar bahwa hak untuk mendapatkan informasi yang baik telah terenggut dan terinjak-injak dengan berbagai sinetron tak bermutu dan tak bermoral. Sering saya mengharapkan pemerintah melalui KPI sebagai penanggung jawab saluran penyiaran di negeri ini selektif dan lebih tegas dalam memlilih sinetron yang baik, namun harapan itu sering tak sesuai kenyataan yang ada.

Jumat, 09 Januari 2015

Kerugian dalam menggunakan Facebook

Kita semua sudah mengenal Facebook, sebuah media sosial yang sering kita sebut FB. Indonesia adalah salah satu pengguna terbanyak media sosial ini, dengan peningkatan yang begitu cepat tak terasa sekarang hampir semua orang memiliki akun sosial dalam situs jejaring ini, namun seiring berjalannya waktu tak dipungkiri berbagai hal dapat kita temui mana kala kita menggunakan akun jejaring sosial ini, termasuk beberapa diantaranya seperti instagram, twitter dan kawan-kawannya.
namun apakah kita mengerti bahwa bila kita tidak menggunakan sebuah FB dengan bijak hal itu akan menjadi bumerang dan kerugian bagi kita sendiri, berikut sedikit saya ulas beberapa aspek negatif penggunaan FB secara umum, tentu hal ini tidak berlaku bagi semuanya, tapi mari kita rasakan apa yang selama ini telah terjadi
1. Facebook membuat kita terlalu peduli dengan orang lain tanpa kita mengerti secara jelas apa sumber masalahnya, kita menjadi makhluk sosial bebas tak terarah. kita semakin mudah menghakimi pemikiran, perilaku dan sifat orang lain dengan mudah, tanpa kita mengerti kebenaran yang sesungguhnya.
2. Facebook membuat kita terkadang menyianyiakan waktu yang begitu berharga, waktu untuk berkumpul dengan keluarga, dengan teman, waktu belajar, waktu bersosialisasi secara langsung dengan lingkungan, waktu bekerja. kita telah banyak menyianyiakan semua waktu yang berharga tersebut hanya untuk larut dalam dinding facebook, tentu hal ini lain bila dalam kepentingan bisnis.
3. Facebook membuat kita lupa khakikat berdoa secara langsung dengan Tuhan, membuat kita dengan mudahnya berdoa, bukan dalam lantunan kesendirian kita untuk berhadap langsung dengan Tuhan YME.
4. Facebook membuat kita sering mengabaikan seorang teman yang berada disamping kita, karena kita merasa melihat teman-teman jauh disana lebih mengasyikkan.
5. Facebook menjadikan seorang pribadi yang mudah melampiaskan dan menaruh secara tercecer hati terdalam kita. karena seorang yang bijak akan mengerti bahwa rahasia hati tempat terbaiknya adalah didalam relung jiwa dan pikiran, bukan untuk diumbar untuk umum.
6. Facebook membuat kita mudah untuk pamer dan riya, bila dulu kita makan diawali dengan berdoa maka sekarang kita mengawali dengan mengupload foto untuk ditunjukkan pada semua teman. mungkin niat kita hanya berbagi info dan foto tapi mampukah kita menjaga niat baik tersebut?
7. Facebook telah memudahkan sebuah pertemanan yang tidak jelas asal muasalnya, kita dapat melihat berbagai penipuan terhadap seorang wanita karena berawal dari pengenalan di facebook.
8. Facebook membuat orang lain begitu mudah mengerti dan tau segala tentang kegiatan dan aktifitas kita. terkadang ada kalanya hal terbaik adalah saat hanya Tuhan yang mengerti apa yang terjadi pada kita.

kawan, saya adalah pengguna facebook dan bukan berarti saya melanggar tulisan saya dan pemikiran saya. Namun disini saya ingin menyampaikan bagaimana dengan bijak kita menggunakan sebuah akun media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita tak mampu memilki facebook dengan baik, niscaya hanya kerugian yang kita dapat.

Ibu

Beberapa saat yang lalu saat ada pagelaran wayang sebagai acara sedekah bumi, didesa saya terdapat sebuah hiburan dan acara syukuran yang rutin dilaksanakan didesa saya, Desa Welahan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara. Ada satu momen yang begitu menggetarkan jiwa saya, takkala saya bertemu seorang nenek tua berjualan kacang pada pukul 02.00 WIB dini hari, sendirian dalam dinginnya angin malam.
Mari kita merasakan dan menatap dalam-dalam relung jiwa kita, bagaimanakah kasih sayang seorang Ibu kita, Ibu yang terkadang jarang kita perhatikan, Ibu yang sering kita abaikan tanpa sadar.
Semoga Allah melimpahkan segala kebaikan pada Ibu kita, memberi kesehatan, kemuliaan dan tempat terbaik dihati kita.

Kamis, 08 Januari 2015

Sekolah Dasar Negeri (SDN) VS Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)



Sekolah Dasar Negeri (SDN) VS Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
                                          sumber: sdit raihan
                                          SDN di Indonesia
Akhir-akhir saya banyak memperhatikan berbagai SDIT yang mulai berdiri dibeberapa daerah perkotaan, dan didaerah pedesaan seperti yang saya tempati sekarang akhirnya berdiri juga salah satu Sekolah Dasar Islam Terpadu. Berbeda dengan Sekolah Dasar Negeri milik pemerintah yang ditiap desa berdiri beberapa buah, SDIT dalam sebuah tingkat kecamatan terkadang hanya ada satu buah, bahkan terkadang tidak ada bila sebuah kecamatan tersebut berada dipelosok pedesaan.
Sebenarnya banyak hal yang mengusik saya tentang bagaimana SDIT berjalan dalam menerapkan sistem pendidikan, dan pada kemarin malam akhirnya saya berkesempatan berbicara panjang lebar dengan salah satu sahabat saya yang beberapa waktu lalu telah diterima sebagai guru di SDIT yang berada dikota Kudus.
Jujur, dalam kesempatan bercerita saya banyak tercengang dan kagum dengan segala berita sahabat saya, sebutlah namanya Ulil Fadhoil. Dengan semua berita tentang proses pembelajaran, penerapan karakter, pembelajaran kedisiplinan, sopan santun, dan terlebih tentang ilmu agama yang diajarkan pada siswa di SDIT. Semua cerita yang telah tersampaikan pada saya begitu jauh terasa dibanding dengan Sekolah Dasar Negeri yang selama ini banyak saya rasakan.
Dengan segala hormat, berikut saya sampaikan perbedaan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN). Tulisan ini tidak mengeneralisasi semua sekolah, namun setidaknya inilah yang telah banyak terjadi dan telah ada disekitar kita
  1. SDIT begitu ketat dalam menerapkan kaidah dan ilmu agama, sebagai contoh siswa diwajibkan membaca dan menghafal doa sederhana, hadist, praktek shalat langsung dan pakaian yang mencerminkan sebagai seorang muslim yang baik, berbeda dengan penerapan ilmu agama dalam SDN yang hanya bersifat formalitas, mengacu pada nilai namun tidak dalam penerapan yang nyata.
  2. SDIT memiliki waktu pembelajaran yang panjang sehingga penerapan ilmu dan akhlak dapat dilaksanakan dengan baik dan seksama, berbeda dengan SDN yang memiliki waktu terbatas sehingga dengan materi pelajaran yang sudah begitu banyak guru lebih mementingkan penyelesaian materi dibanding dengan penerapan karakter siswa.
  3. SDIT lebih peduli kesehatan siswa, ini dibuktikan dengan dibatasinya jajan siswa untuk jajan diluar sekolah. Tentu saja konsekuensi dari keputusan ini sekolah harus bisa memenuhi kebutuhan jajan anak, dan hal ini dapat dipenuhi dengan baik oleh SDIT. Berbeda dengan SDN yang selama ini ada, sekolah membebaskan siswa untuk jajan dimanapun. Walau sebenarnya kita semua tahu bagaimana bahayanya jajan yang selama ini beredar disekitar kita, dari borak, pemanis buatan, pewarna, pengawet dan bahan berbahaya lainnya. Sungguh ironi karena kita telah membiarkan siswa dan anak-anak kita untuk mengkonsumsi racun yang berbahaya, walau kita tau namun kita selalu bisu.
  4. SDIT melakukan penerapan kaidah akhlak secara langsung dan tegas. Saat kita mencermati dengan seksama seorang anak yang bersekolah di SDIT kita akan dapat memahami dan merasakan dengan baik takkala seorang anak berbicara dengan temannya, guru dan orang tua. Hal ini karena SDIT menerapkan secara langsung teori penerapan karakter, sebagai contoh seorang guru dalam memanggil siswa akan menggunakan panggilan “Mas” sebagai teladan yang akan ditiru siswa dalam berkomunikasi dan berkumpul dengan teman sesamanya. Berbeda dengan SDN yang lebih berprioritas dengan nilai dan materi pelajaran, penerapan kaidah akhlak hanya sebatas pengajaran dalam pembelajaran yang terbatas  dan umum.
  5. SDIT memiliki peralatan dan media pembelajaran yang cenderung lebih lengkap dan baik dibanding dengan SDN umumnya. Hal ini tentu menjadi sebuah ironi yang pahit, SDIT yang berstatus swasta dan mandiri dapat memiliki fasilitas yang baik dan mumpuni dibanding SDN yang dibiayai oleh negara.
Kawan, tentu lebih banyak hal-hal lainnya yang tidak saya tulis semua dalam catatan ini. Namun semoga dengan beberapa hal tersebut dapat membuka mata kita dan pemerintah dalam memperhatikan dunia pendidikan di Indonesia. Sungguh memprihatinkan bagi saya, sebuah sekolah negeri yang harusnya memiliki kualitas baik ternyata secara umum kalah dibanding dengan sekolah dasar swasta yang berdiri mandiri. Memang tak dapat dipungkiri pasti banyak yang meyanggah dengan alasan”sekolah swasta biayanya besar jadi bisa berkualitas dan lengkap” tapi apa kita menutup mata dengan anggaran 20% dari APBN yang diperuntukkan bagi dunia pendidikan? Sungguh nilai rupiah yang amat besar.
Memang semua hal diatas memiliki komponen-kompenen yang menentukan juga seperti kualitas guru, tapi bukankah kesejahteran guru SDN yang berstatus pegawai negeri sekarang ini memiliki nilai yang tinggi? Semoga kelak, suatu saat nanti pemerintah sebagai penanggung jawab tertinggi pendidikan memiliki itikad yang kuat dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik setara dengan SDIT yang telah menjalankan sistem pendidikan dengan baik. Dinegeri kita, bukanlah nilai ilmu yang rendah atau buruk, namun karakter akhlak anak berkualitas baik yang telah semakin langka.

Rabu, 07 Januari 2015

Salam dari saya



Hari ini, diawal Januari 2015 saya akan mulai mengisi berbagai tulisan dalam blog ini. Sebuah tulisan yang akan berisi segala hal tentang apapun. Tentang kehidupan, ilmu, hati dan semua yang dapat kita rasa. Semoga dengan jalan ini kita dapat saling mengenal dan mengerti, bahwa kita hidup didunia ini hanya sebagai insan yang kecil nan rapuh yang belum mengerti banyal hal tentang kehidupan. Dan sejak saat ini, mari kita merunduk dan bersujud, membaca dan menata hati, jiwa dan raga untuk lebih baik. Aamiin